Tidak ada yang lebih bagus dibanding memecahkan mitos (mythbusting;
yang membuat sebuah program Discovery Channel, Mythbusters,
terkenal), jadi inilah dia daftar kesalahpahaman dan mitos yang
diketahui orang-orang tapi bisa dibilang konyol – kali ini tentang
ilmu pengetahuan.
10. Perubahan karena Evolusi

Mitos: Evolusi mengakibatkan sesuatu beranjak dari “rendah” ke “tinggi”
Padahal
faktanya adalah bahwa seleksi alam mengeluarkan gen yang tidak sehat
dari kolam gen, ada banyak kasus ketika sebuah organisme tak
sempurna selamat. Contohnya adalah jamur, hiu, udang, dan lumut –
semuanya tetap sama sepanjang waktu. Organisme-organisme ini
beradaptasi dengan lingkungan mereka tanpa mengalami perubahan.
Takson
lain juga berubah besar, tapi tidak berubah lebih baik. Sejumlah
makhluk mengalami perubahan lingkungan dan adaptasinya tidak terlalu
baik terhadap suasana yang baru. Kecocokan mereka terhubung dengan
lingkungan, bukan perubahan. [Sumber]
9. Manusia Meledak di Udara

Mitos: Ketika tubuh dipaparkan dengan kehampaan ruang angkasa, tubuh manusia meledak
Mitos
ini adalah hasil dari film-film fiksi ilmiah yang menggunakannya
supaya memberi ketertarikan terhadap alur cerita. Faktanya, manusia
dapat selamat 15 – 30 detik di luar angkasa apabila mereka
menghembuskan napas sebelum terpapar hampa udara (ini mencegah
paru-paru meledak dan mengirimkan udara ke pembuluh darah). Setelah 15
atau 30 detik, kekurangan oksigen menyebabkan ketidaksadaran diri yang
membawa pada kematian karena kehabisan napas.
8. Bintang Paling Terang

Mitos: Polaris adalah bintang paling terang di langit malam belahan utara
Sirius
sebenarnya lebih terang dengan magnitudo −1.47 bila dibandingkan
dengan Polaris yaitu 1.97 (semakin rendah angkanya, semakin terang
bintangnya). Pentingnya Polaris adalah bahwa posisinya di langit
menandakan Utara – dan karena itu pula bintang ini dijuluki “Bintang
Utara”. Polaris adalah bintang paling terang di konstelasi Ursa Minor
dan merupakan Bintang Utara saat ini ketika bintang kutub
berubah sepanjang waktu karena bintang menampakkan perpindahan
berlanjutan yang lambat terhadap poros Bumi.
7. Aturan Lima Detik

Mitos: Makanan yang jatuh ke lantai dianggap aman dimakan bila diambil kembali dalam lima detik
Ini
adalah omong kosong yang pastinya dikenal banyak orang. Bila ada
kuman di lantai dan makanan mendarat di atasnya, otomatis mereka
menempel ke makanan. Selain itu, memakan kuman dan kotoran tidak selalu
menjadi hal buruk karena mereka membantu kita membangun sistem
kekebalan tubuh yang kuat. Saya lebih memilih aturan “seberapa enak”:
kalau makanannya sangat enak, saya bisa tinggalkan selama 10 menit,
kemudian saya makan kembali.
6. Sisi Gelap Bulan

Mitos: Ada sisi tergelap dari bulan
Sebenarnya
– setiap bagian dari bulan disinari pada suatu waktu oleh matahari.
Kesalahpahaman ini muncul karena ada sisi tergelap bulan yang tak
pernah tampak ke Bumi. Ini disebabkan oleh penguncian gelombang; hal
ini dikarenakan bahwa tarikan gravitasi Bumi terhadap bulan sangat kuat
sehingga bulan hanya menampakkan satu wajah ke kita. Wikipedia
menyebutkan: “Penguncian gelombang terjadi ketika gradien gravitasi
menyebabkan satu sisi tubuh astronomis selalu menghadap tubuh yang lain;
contohnya, satu sisi Bulan selalu menghadap Bumi. Tubuh yang
terkunci gelombang lama berotasi sebagaimana berevolusi terhadap
Bumi. Rotasi ini menyebabkan satu belahan Bulan selalu menghadap
Bumi.”
5. Sel Otak

Mitos: Sel otak tak dapat beregenerasi – bila Anda membunuh sebuah sel otak, maka sel itu tak bisa diganti
Alasan
mitos ini menjadi semakin umum adalah karena mitos ini dipercayai
dan diajarkan oleh komunitas ilmiah dalam jangka waktu yang lama.
Tetapi pada tahun 1998, ilmuwan di Sweden and the Salk Institute di
La Jolla, California menemukan bahwa sel otak pada manusia dapat
beregenerasi. Sebelumnya lama dipercayai bahwa otak yang kompleks
dapat terganggu oleh pertumbuhan sel baru, tapi studi menemukan bahwa
memori dan pusat pembelajaran otak dapat menciptakan sel baru –
memberikan harapan kepada penyembuhan penyakit seperti Alzheimer.
4. Koin dari Surga

Mitos: Sebuah koin yang dijatuhkan dari bangunan yang sangat tinggi dapat membunuh pejalan kaki di bawah
Mitos
ini sangat umum sehingga menjadi cliche di sejumlah film. Mitosnya
adalah bila Anda menjatuhkan koin dari puncak bangunan tinggi (seperti
Empire State Building) – koin ini akan memperoleh kecepatan yang
bisa membunuh seseorang bila mendarat di atas manusia di darat. Tapi
faktanya adalah, aerodinamika sebuah koin tidak cukup untuk
membuatnya berbahaya. Apa yang akan terjadi adalah orang yang terkena
koin tersebut hanya merasa diketuk kepalanya – tentunya mereka
selamat dari “bencana” tersebut.
3. Panas Akibat Gesekan

Mitos: Meteor menjadi panas karena gesekan ketika memasuki atmosfer
Ketika
sebuah meteoroid memasuki atmosfer Bumi (menjadi meteor), sebenarnya
kecepatan yang memadatkan udara di depan obyek yang menyebabkan
obyek tersebut memanas. Adalah tekanan di udara yang mengakibatkan
panas yang cukup untuk membuat batu tersebut sangat panas sehingga
bersinar bila dilihat dari Bumi (bila kita beruntung melihatnya di
langit pada waktu yang tepat). Kita juga perlu menolak mitos tentang
meteor panas ketika tiba di Bumi – menjadi meteorit. Meteorit selalu
dingin ketika tiba di daratan – dan faktanya sering ditemukan
terlapisi es. Ini dikarenakan batu tersebut sangat dingin dari
perjalanannya melintasi ruang angkasa sehingga panas ketika masuk ke
Bumi belum cukup untuk membakar lapisan terluarnya.
2. Petir

Mitos: Petir tak pernah menyambar tempat yang sama dua kali
Lain
kali jika Anda melihat sambaran petir dan Anda beranggapan untuk
lari ke tempat sambaran untuk melindungi diri dari serangan
selanjutnya, ingatlah ini! Petir memang menyambar tempat yang sama dua
kali – malahan, ini sangat umum. Petir lebih memilih tempat-tempat
tertentu seperti pohon tinggi atau bangunan. Di lapangan luas, obyek
yang paling tinggi memiliki kemungkinan besar disambar beberapa kali
hingga petir berpindah jauh untuk mencari target baru. Empire State
Building tersambar petir 25 kali setahun.
1. Gravitasi di Luar Angkasa

Mitos: Tidak ada gravitasi di luar angkasa
Faktanya,
ada gravitasi di luar angkasa – sangat banyak. Alasan bahwa astronot
tampak tak ada beban adalah karena mereka mengorbit Bumi. Mereka
jatuh ke Bumi tapi bergerak ke samping untuk menghindarinya. Jadi,
mereka selalu jatuh tapi tak pernah mendarat. Gravitasi memang ada di
seluruh luar angkasa secara virtual (ada tapi tak dapat dirasakan).
Ketika sebuah pesawat ulang alik mencapai ketinggian orbit (Sekitar
250 mil di atas permukaan Bumi), gravitasi hanya berkurang 10%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar