Sambal tumpang adalah makanan tradisional nusantara yang bisa ditemui di daerah Salatiga, Boyolali, Solo, dan bahkan juga terdapat di Kediri. Masing-masing daerah memiliki versi sambal tumpangnya sendiri yang biasanya bisa dibedakan dari tampilan fisik dan isiannya. Namun demikian, ada satu bahan utama yang tak tergantikan, yakni tempe semangit. Tempe semangit adalah tempe yang sudah mengalami fermentasi tapi belum sampai busuk. Bahan inilah yang memunculkan aroma dan rasa spesifik dari sambal tumpang.
Kali ini yang akan dibagikan disini adalah resep sambal tumpang khas Boyolali, yang sering disebut juga sambal lethok oleh masyarakat setempat. Perbedaannya cukup mencolok dengan sambal tumpang asal Salatiga, baik dari segi isian mau tampilan. Sambal lethok biasanya hanya menggunakan isian tahu kulit, tanpa bahan hewani sama sekali seperti daging, tulang muda, koyor atau yang lainnya. Sambal lethok juga tidak terlihat berminyak karena proses pemasakan bumbunya tidak ada yang digoreng, cukup dengan direbus saja.
Sambal lethok, seperti halnya sambal tumpang yang lain, biasanya menggunakan santan. Namun kami mencoba berinovasi dengan menyajikan resep sambal lethok tanpa santan. Untuk menggantikan peran santan, kami memakai kemiri yang juga bisa menghadirkan rasa gurih dan kekentalan pada sambal sambal tumpang. Barangkali menu ini bisa menjadi alternatif bagi anda yang menghindari masakan bersantan dan berminyak.
Bahan:
- Tempe semangit kurang lebih lima buah (tempe ukuran kecil yang dibungkus daun). Kalau menggunakan tempe yang berukuran besar (biasanya berbungkus plastik) cukup 1 buah saja
– Tahu kulit ukuran kecil 15 buah. Lebih enak jika menggunakan yang tahu pong.
Bumbu:
- Bawang merah ± 7 butir
– Bawang putih ± 7 butir
– Cabai merah besar / rawit ± sesuai selera
– Lengkuas 1 ruas
– Daun salam 3 lembar
– Serai 2 batang
– Kemiri ± 10 butir ~> sebagai. pengganti santan
– Kencur 1 ruas
– Daun jeruk 5 lembar atau jeruk purut diambil kulitnya lantas dihaluskan
– Gula dan garam secukupnya
Cara membuat:
- Tempe semangit dan bumbu2 yang akan dihaluskan direbus lebih dulu kurang lebih 15 menit. Kemudian tiriskan
-Bumbu-bumbu dihaluskan bersama tempe semangit. Kecuali lengkuas, serai, daun jeruk, dan daun salam.
-Setelah halus masukkan lagi dalam rebusan air tadi, bisa ditambahkan air jika kurang. Setelah itu masukkan tahu kulit, serta tambahkan pula gula dan garam secukupnya.
– Masak hingga matang dan bumbu merasuk.
Sambal tumpang akan lebih nikmat jika dikonsumsi keesokan harinya karena bumbu-bumbu akan makin merasuk dan kuah lebih mengental. Untuk penyajian, sambal tumpang bisa dipadukan dengan dengan urap sayuran. Cocok disantap dengan nasi maupun bubur.
2. Nasi Urap
Jika membaca judul di atas anda pasti menangkap hal yang aneh, di warung soto kok makannya sambal tumpang? Tapi memang begitulah adanya. Meski menggunakan nama warung soto, tempat ini juga menyediakan menu nasi urap (sega gudhang) dan sambal tumpang (orang Boyolali menyebutnya sambal lethok) yang popularitasnya bahkan mengalahkan menu sotonya.
Urap khas Boyolali (orang Jawa menyebutnya gudhangan) terasa istimewa karena di atasnya ditambahkan taburan bubuk kacang yang memunculkan citarasa khas nan sedap. Bubuk kacang tersebut dibuat dari kacang goreng yang digiling kasar dan biasanya dibumbui gula pasir, garam, jeruk purut,kencur dan bawang putih. Ketika dicampur, rasa manis-gurih dari bubuk kacang berpadu sempurna dengan urap sayuran yang bumbunya dari kelapa parut.
Nasi urap sangat cocok jika disantap dengan ikan wader (ikan sungai berukuran kecil) yang digoreng garing. Selain itu, masih ada banyak ragam lauk yang bisa anda pilih semisal ayam goreng, lele goreng, cingur sapi, empal daging, hati-ampela ayam, babat, iso, paru, telur ceplok, dll. Di meja makan juga tersedia banyak macam gorengan seperti mentho, bakwan, tahu, sosis Solo, dsb.
Jika ingin mencoba menu yang lebih unik, anda bisa menggabungkan nasi urap dengan sambal tumpang yang disiramkan di atasnya. Jadilah menu fusion nasi urap sambal tumpang atau sega gudhang sambal tumpang yang menggugah selera. Sambal tumpang (atau sambal lethok) Boyolali memiliki kuah yang lebih kental daripada sambal tumpang versi Salatiga. Isiannya pun hanya menggunakan tahu, tidak ada daging, koyor, ataupun bahan hewani lainnya. Untuk lauknya anda bisa menambahkan irisan empal, paru, atau yang lainnya sesuai selera anda.
3.
Jenang pecel ini adalah makanan tradisional khas dari Boyolali, tapi sayangnya sekarang sudah makin susah ditemukan. Jenang pecel biasanya dijajakan di warung-warung kecil yang ada di perkampungan penduduk, namun ada juga penjual keliling yang pakai gendongan. Terasa makin sedap ketika disajikan di atas pincuk, alas makan dari daun pisang. Makanan yang merakyat, enak dan murah meriah.
Kalaupun sulit untuk menemukan penjual jenang pecel, jangan berkecil hati karena anda bisa membuat sendiri di rumah. Caranya tidak begitu sulit, bahannya pun sederhana dan mudah didapat. Berikut ini adalah resepnya:
Bahan-Bahan:
- Aneka macam sayuran. Ini tergantung selera anda, tapi beberapa yang biasa dipakai adalah bayam, tauge/kecambah, daun adas (khas Boyolali), daun kenikir, wortel, dan kacang panjang. Kalau ada kecipir atau bunga turi oke juga ditambahkan. >> Sayuran direbus dan tiriskan.
- Sambal kacang >> bila ingin praktis bisa beli yang sudah jadi, ada banyak di pasaran. Kalau ingin buat sendiri bahan-bahannya adalah: jeruk purut 1 ruas jari; kencur 1 ruas jari; bawang putih 1 siung; cabe sesuai selera; gula jawa secukupnya tergantung selera manis; kacang tanah goreng 2 ons; air asam jawa secukupnya.
- Bahan untuk bubur sumsum: tepung beras (4-5 sdm); tepung maizena (3 sdm); air secukupnya; santan (1 gelas kecil); dan garam secukupnya. Bahan (kecuali santan dan garam) dicampur semua dalam air, kemudian rebus. Garam dan santan dimasukkan terakhir. Waktu membuat harus diaduk terus agar tidak menggumpal. Kalau sudah tidak begitu lengket baru diangkat.
4. Jadah Bakar
Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu provinsi besar yang ada di tanah jawa dengan ibu kota Semarang. Berbatasan dengan Jawa Barat di sebelah barat, dengan Jogja di sebelah selatan dan dengan Jawa Timur di bagian timur, ini membuat Jawa Tengah seperti menjadi pusatnya jawa.
Di provinsi yang memiliki 35 kota dan kabupaten ini terdapat banyak sekali kuliner
khas, hampir tiap daerah di jawa tengah memiliki kuliner khas baik
berupa masakan, minuman atau juga jajanan. Salah satu contoh kuliner
khas Jawa Tengah yang akan kita bahasa disini adalah kuliner yang
berasal dari Kabupaten Boyolali, yaitu jadah bakar.
Jadah bakar ini terbuat dari beras ketan putih dan kelapa. Nama jadah bakar ini semakin populer sejak adanya jalur Solo ke Borobudur,
bila dahulu jadah bakar ini hanya di nikmati oleh masyarakat selo saja
sekarang sesudah ada jalur tersebut para wisatawan juga menjadikan jadah
bakar ini sebagai makanan yang patut di coba dan dinikmati.
Jadah bakar biasanya dibakar di atas
tungku arang dan segera dinikmati dalam keadaan panas, cocok ditemani
dengan teh manis. Harganya pun cukup terjangkau yaitu Rp 1.500 per
potong, benar-benar murah meriah. Selain enak jadah bakar juga sangat
mengenyangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar